PEMUDAMUHDIY.or.id – Selasa, 3 Maret 2020 Madrasah Ngaji Kitab (MANTAB) yang diselenggarakan oleh Bidang Dakwah Pemuda Muhammadiyah DIY, membahas Kitab Bulughul Maram Karya Ahmad Bin Aly Bin Hajar Al-Asyqalany.
Kajian yang dibersamai oleh Ustadz Dr. Damami Zein ini telah memasuki pertemuan kedelapan. Pada pertemuan ini tema yang diangkat yakni “Membalas dengan lebih baik” berdasar sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori tentang bersin.
Diawal muqaddimahnya, Ustadz Damami Zein mengingatkan kepada para jamaah untuk terus memiliki pikiran yang dinamis dan maju. “Kita harus memahami agama itu harus maju dan dinamis dan harus berani menjadi lokomotif bagi pembaharuan”, Pesan Ustadz Damami Zein yang juga staf pengajar di UIN Sunan Kalijaga ini.
Dalam uraiannya, Ustadz Damami Zein menjelaskan bahwa bersin memiliki banyak dimensi positif yang jarang orang perhatikan. Di sinilah orang Muhammadiyah harus berbeda dengan orang awam dan harus terus memberi pencerahan seperti matahari pada logo Muhammadiyah.
Doa Sebagai Kekuatan Manusia
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori, sebenarnya kita diperintahkan untuk saling berbagi do’a. “Jika salah seorang dari kalian bersin maka hendaknya mengucapkan “segala puji hanya milik Allah” (bagi saudaranya yang mendengar ucapan itu) hendaknya dia mengucapkan untuk saudaranya “mudah-mudahan Allah memberimu rahmat” maka apabila dia mengucapkan balasan itu, maka balaslah dengan ucapan “mudah-mudahan Allah memberi petunjuk kepada kalian dan memberikan segala kebaikan terhadap segala urusan kalian. Pada hakikatnya kita itu saling berbagi do’a dengan orang lain.” Jelas Ustadz Damami Zein.
Lebih mendalam lagi Ustadz Damami Zein menguraikan bahwa dalam doa terdapat faktor-faktor yang sangat produktif yakni besarnya harapan, kemudian semangat yang termotivasi oleh harapan besar tersebut dan terakhir adalah dengan doa faktor kemungkinan akan datanya keberhasilan semakin besar dalam diri kita. Sehingga kita akan selalu termotivasi dan bekerja keras menggapai harapan itu.
Saling Mendoakan Ketika Bersin: Sebuah Manifestasi Suka “Saling Memberi”
Memberi dan diberi merupakan kenyataan kehidupan yang tak terbantahkan siapa yang rajin memberi suatu saat tentu akan diberi. Terang Ustadz Damami Zein kepada jama’ah.
Lebih lanjut Ustadz Damami Zein menjelaskan bahwa ajaran Islam tentang perlunya saling memberi ini berimplikasi pada kesetaraan sosial di masyarakat. “Berdiri sama tinggi, duduk sama rendah sehingga kesetaraan dan ekualitas. Islam tidak mengajarkan utang budi, sebab hal tersebut membuat orang tidak bebas/merdeka. Namun Islam mengajarkan “saling memberi” atau “tolong-menolong”. Sembari mengutip Q.S. Al Maidah ayat 2.
Ustadz Damami Zein memberi simbol filosofis manusia itu harus selalu tolong-menolong yakni ketika manusia lahir pasti ditolong oleh orang lain, ketika sehari-hari manusia mungkin menolong atau ditolong dan ketika manusia mati, kembali lagi manusia ditolong orang lain.
Membalas “Kebaikan” Dengan “Hal Yang Lebih Baik”
Gambaran tentang tata-gaul ketika seorang muslim bersin tersirat bahwa: jika seorang muslim mendapat kebaikan, maka dia sudah seharusnya membalas kebaikan tersebut dengan sesuatu atau hal yang lebih baik. Hal tersebut tercermin dalam semangat fastabiqul khairat atau berlomba-lomba dalam kebaikan.
Diakhir pengajian Ustadz Damami Zein kembali memotivasi jama’ah untuk terus mengembangkan pikiran dalam rangka fastabiqul khairat. “Nah bapak-bapak, ibu-ibu dan mahasiswa sekalian akhir-akhir ini muncul virus corona yang melanda dunia. kita sebagai umat Islam harus terus berusaha dengan kemampuan kita. Mahasiswa harus berusaha dan bekerja keras menemukan vaksin dari virus tersebut yang mutu jauh lebih tinggi dibandingkan penemuan lainnya. Jadi kita itu harus terus mengembangkan pikiran secara dinamis.” tutupnya, sembari mengucapkan salam.
Selengkapnya kajian dapat dilihat di Youtube Kajianmu:
Editor : M. Zulfi Ifani
Penulis : Ang Rijal Anas
Tinggalkan Balasan