Kajian Mantab: Cara Menyikapi Ahli Kitab
PEMUDAMUHDIY.or.id– Madrasah Ngaji Kitab, Selasa 10 Maret 2020 bersama Ustadz Mardjoko Idris membahas Kitab Tafsir Shofwatu At Tafaasir karya Muhammad Ali Ash Shobuni. Pengajian hari ini menelaah surah Ali Imran ayat 112-120. Jamaah yang hadir antusias mendengar uraian dari Ustadz Mardjoko Idris.
Ayat 112-120 ini menguraikan tentang ahli kitab dan bagaimana seharusnya kita bersikap kepada mereka. “Tidak sama ahli kitab, ada sebagian mereka yang tetap istiqomah dengan agama-agamanya, yang dimaksud disini adalah agama-agama samawi.” Tegas Ustadz Mardjoko Idris yang juga pakar balaghoh dari UIN Yogyakarta ini.
Melanjutkan penjelasannya, Ustadz Mardjoko Idris bahwa ahli kitab jugalah yang mula-mula mengetahui tanda-tanda ke-Nabian Muhammad. “Pada saat nabi Muhammad berdagang, seorang pendeta Nasrani mengetahui tanda-tanda kenabian Muhammad lewat kitab Injil yang dibacanya. Dan pendeta itu mengatakan bahwa saya akan mengikuti (beriman) Muhammad ini setelah dia diangkat menjadi Nabi. Namun sayang pendeta Bukhaira itu meninggal sebelum Muhammad diangkat menjadi Nabi. Itulah jama’ah sebenarnya sebelum Injil sekarang banyak diubah, isinya itu persis dengan kandungan Al Qur’an”, ceritanya.
Para ahli kitab itu adalah orang-orang yang senantiasa bangun pada malam hari untuk membaca firman Allah dan mereka senantiasa bersujud. Pada ayat 113 bahwa ahli kitab juga meyakini hari akhir, berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran dan sesalu melakukan kebaikan dan mereka termasuk orang-orang yang saleh.
“Dalam Shofwatu At Tafaasir bahwa “bersujud” itu adalah berarti orang-orang yang bersholat tahajud, karena hanya dalam Islam praktek sholat tahajud itu ada. Makanya kita itu jangan mengeneralisir ahli kitab itu. Karena ahli kitab itu ada yang tetap istiqomah dengan agamanya ada juga yang telah masuk Islam. Dan kebaikan mereka itu telah mereka lakukan sejak lama”, jelas pria yang menulis biografi Thoha Husein ini.
Lanjut pada ayat berikutnya, Ustadz Mardjoko Idris mengaskan bahwa jangalah kamu memilih teman akrab dan sampai kamu tidak mampu menjaga rahasiamu. Kemudian beliau juga mengingatkan jika memilih pemimpin pilihlah pemimpin yang segolongan atau seagama dengan kita. “Maka kita itu harus memilih pemimpin yang yang seagama, tapi jika calon kita kalah dan orang non muslim yang menang, jangan kita marah-marah. Kita pilih lagi tahun mendatang yang seagama. Karena orang kafir itu senang ketika kita susah dan mereka susah ketika kita itu senang.” Pesannya kepada jamaah.
Diakhir pengajian ustadz Mardjoko Idris memberi beberapa kesimpulan dari pengajian hari ini. Pertama, Bahwa kita tidak boleh su’udzhon kepada ahli kitab, karena diantaranya ada yang istiqomah dan senantiasa melakukan kebaikan. Kedua, Bahwa orang-orang kafir yang bershodaqoh berharap pahala, sebenarnya tidak mendapat apa-apa. Ketiga, jangan sampai kita itu memilih pemimpin dari bukan agama kita. Pesannya, sembari mengucapkan salam.
Selengkapnya silakan simak KAJIAN MANTAB di Channel Kajianmu.
Editor : M. Zulfi Ifani
Penulis: Ang Rijal Anas
Tinggalkan Balasan