Beberapa tokoh Islam yang tergabung dalam Komite Umat untuk Tolikara (Komat) bertemu Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti, Rabu (22/7/2015) sore. Mereka mendukung kepolisian mengusut tuntas insiden berbau SARA di Tolikara, Papua pada 17 Juli 2015 lalu.
“Kami ingin ada tindakan tegas dan transparansi polisi. Siapa aktor intelektualnya? Dan apa hukuman bagi mereka? Kapolri sudah berjanji mengungkapnya,” ujar Ketua Dewan Syuro Komat Didin Hafidudin di kompleks Mabes Polri, Rabu sore.
Pertemuan antara Komat dan Badrodin berlangsung satu jam, yakni mulai dari pukul 15.00 WIB hingga 16.00 WIB. Pertemuan itu berlangsung tertutup. Anggota Komat yang turut dalam pertemuan itu antara lain Ketua Dewan Syuro Komat Hidayat Nurwahid, Ketua Pelaksana Komat Bachtiar Nasir dan Anggota Dewan Syuro Komat Yusuf Mansyur.
Selain menyampaikan dukungannya, Komat juga menyampaikan dua hal kepada Kapolri. Pertama, pihaknya akan mengirimkan tim investigasi mengusut insiden itu. Tim terdiri dari alim ulama asal Papua.
“Kita mau cari fakta supaya berimbang dan tak terjadi distorsi fakta. Metode investigasi kami langsung ke alim ulama di sana,” ujar Didin.
Tim investigasi Komat, lanjut Didin, telah bertolak ke Tolikara dari Jakarta, Selasa malam. Rencananya, tim akan langsung menemui umat Islam yang melaksanakan shalat Id, yang dibubarkan.
Komat yang baru dibentuk hari kedua Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah itu juga akan membantu membangkitkan ekonomi korban insiden itu, khususnya mereka yang kiosnya dibakar. Data yang didapatkan Komat, ada 70 kios yang hangus terbakar. Sebanyak 64 kios milik para pendatang, sementara 6 sisanya milik warga asli Tolikara.
“Pemerintah kan saat ini sudah recovery kios dan mushala. Nah, kami menyiapkan dana untuk menggiatkan kegiatan ekonominnya. Kita sudah siap berkejasama dengan lembaga zakat dan lainnya untuk memberikan bantuan ke mereka,” ujar Didin.
Sumber (http://nasional.kompas.com)
Tinggalkan Balasan