Oleh : Dani Kurniawan
Sekretaris Bidang Media & Publikasi
PWPM . D.I. Yogyakarta
Mei adalah bulan istimewa bagi bangsa Indonesia dan Pemuda Muhammadiyah. Karena pada tanggal yang sama yaitu 2 mei dikenal sebagai peringatan Hari Pendidikan Nasional dan tanggal kelahiran Pemuda Muhammadiyah yang kini berusia 84 tahun.
Pada tahun ini puncak peringatan milad nasional Pemuda Muhammadiyah ke-84 diselenggarakan pada senin lalu (2/5) di Gedung DPD Yogyakarta. Hadir dalam peringatan tersebut Ketua Umum Pimpina Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak dan Abdul Mu’ti Sekretaris Umum Pimpina Pusat Muhammadiyah.
Adapun tema milad pemuda muhamadiyah yang ke 84 ini adalah “Membumikan Dakwah Nalar Baru Pemuda Muhammadiyah untuk Indonesia yang Berkemajuan”. Hal ini bisa dimaknai bahwa dakwah tidak boleh diartikan sebatas menyampaikan pengajian atau khutbah di atas mimbar. Karena keduanya merupakan dakwah konvensional yang kadang tidak bisa digunakan sebagai tool menyelesaikan persoalan umat dan bangsa.
Dakwah nalar baru adalah dakwah yang dikembangkan dengan paduan ilmu pengetahuan, wawasan, krativitas, strategi, kebaruan pemikiran. Dengan nalar baru ini, dakwah lebih bisa adaptif terhadap perubahan sosial yang ada. Sehingga, bisa merespon situasi dengan cepat dan tepat. Selain itu dakwah nalar baru juga harus dilandasi dengan ruhul ikhlas (kekuatan ikhlas) dan ruhul jihad (kekuatan jihad).
Dengan pondasi ruhul ikhlas dalam dakwah maka akan terhindar dari rasa ujub danriya (bangga diri, sombong, takabur). Karena berdakwah hanya untuk Allah SWT semata. Sedangkan dengan pondasi ruhul jihad maka tantangan dakwah sebesar apapun bisa dihadapi dan dilalui dengan baik.
Model dakwah nalar baru merupakan tool untuk membuka kejumudan dakwah yang membelenggu umat selama ini. Pola dakwah ini juga mendorong untuk meluaskan radius medan dakwah. Di mana selama ini dakwah hanya berada di kalangan internal. Sekarang saatnya dakwah harus mampu menyentuh seluruh aspek kehidupan, baik itu sosial, budaya, ekonomi, lingkungan bahkan politik.
Oleh sebab itu menjadi kewajiban bagi seluruh kader pemuda muhammadiyah dari Sabang sampai Merauke untuk menjadi garda terdepan dalam membumikan dakwah nalar baru kepada masyarakat. Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah sejak beberapa tahun yang lalu telah memulainya.
Berjamaah Lawan Korupsi
Di zaman orde baru korupsi masih dilakukan di bawah meja, namun di era reformasi tindakan korupsi semakin berani dilakukan di atas meja. Korupsi telah mejadi drakula yang menghisap uang rakyat dan menjadi penyebab kemiskinan.
Kini korupsi pun dilakukan secara berkelompok atau berjamaah, bukan lagi individual. Undang-undang, peraturan dan sistem yang ada saat ini dikonstruksi untuk memudahkan tindakan korup. Melihat fenomena ini, pemuda muhammadiyah terpanggil untuk tampil berdakwah dalam pemberantasan korupsi.
Oleh sebab itu, sejak tahun 2015 Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah (PP PM) telah mempunyai program unggulan yaitu dakwah melawan korupsi. Kemudian istilah ini popular dengan gerakan “ Berjamaah Lawan Korupsi”.
Inti dari gerakan ini salah satunya menjadi gerakan edukasi kepada masyarakat akan bahaya korupsi dan membentuk karakter anak bangsa agar tidak bermental korup. Untuk mengawal hal ini, maka dibentuklah Madrasah Anti Korupsi (MAK), di mana kurikulumnya disusun dengan bekerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan LSM anti korupsi,
MAK akan dibentuk di setiap provinsi dan kini telah tersebar di beberapa provinsi. Seperti di Banten, Bangka Belitung, Riau dan kota-kota lain. Selain edukasi, Gerakan Berjamaah Lawan Korupsi juga aktif melakukan dukungan pemberantasan korupsi beberapa di antaranya dalam bentuk moril, pemikiran, dan politik.
Advokasi Kemanusiaan.
Persoalan kemanusiaan di negeri ini masih kurang mendapatkan perhatian yang cukup. Bahkan negara turut campur dalam menimbulkan persoalan kemanusiaan. Kasus kematian terduga teroris Siyono yang ditangkap oleh Densus 88 di rumahnya Klaten menjadi salah satu contoh. Beberapa waktu lalu, Siyono ditangkap dan dipulangkan dalam keadaan meregang nyawa.
Bagi Pemuda Muhammadiyah, kejadian tersebut menjadi sebuah pertanyaan. Maka karena itu, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah (PP PM) bersama Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM) dan Komnas HAM kemudian bersedia saat dimintai bantuan oleh keluarga Siyono yang diwakili istrinya untuk mencari keadilan atas kematian suaminya.
Pemuda Muhammadiyah, Muhammadiyah dan Komnas HAM pun memutuskan melakukan autopsi secara independen untuk menelusuri penyebab kematian Siyono. Tim dokter forensik yang membantu proses otopsi terhadap jasad Siyono menunjukkan hasil otopsi bahwa tindak kekerasan menjadi penyebabnya. Berdasarkan data dari Komnas HAM selama ini ada 140 orang yang terenggut nyawanya atas dugaan teroris. Hal ini menunjukkan adanya bentuk tindak kejahatan kemanusiaan.
Menaggapi persoalan ini, Pemuda Muhammadiyah telah hadir melakukan advokasi kemanusiaan. Tindakan ini bukan berarti mendukung terorisme, karena sejatinya terorisme adalah musuh bersama. Akan tetapi ketika penanganan terorisme justru menimbulkan persoalan baru, semisal ketidakadilan dan perkara kemanusiaan, maka Pemuda Muhammadiyah harus berani tampil di depan untuk meluruskan kiblat penanganan terorisme yang mulai melenceng dari arahnya.
Dalam memperingati Milad Pemuda Muhammadiyah ke-84, Dahnil Anzar Simanjuntak sebagai Ketua Umum Organisasi mengajak kepada seluruh kader maupun anggota pemuda muhammadiyah dipelosok negeri untuk membumikan dakwah nalar baru. Dan sudah seyogyanya keinginan dan cita-cita tersebut pun harus dilandasi dengan ruhul ikhlas (semagat ikhlas) dan akhlaqul karimah (akhlaq yang baik).
Karena dakwah nalar baru merupakan bentuk komitmen kebangsaan dari Pemuda Muhammadiyah kepada Negara Indonesia, yang diyakini akan membawa kemajuan bagi bangsa menuju tatanan yang lebih baik.
Tinggalkan Balasan