PEMUDAMUHDIY.or.id – Divisi Buruh Tani dan Nelayan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kulon Progo, D.I. Yogyakarta melaksanakan kegiatan Pelatihan Ember Tumpuk (Pengelolaan Sampah Organik) pada tanggal 7 Maret 2020 di Panjatan, Kulonprogo. Kegiatan ini menghadirkan Nasih Widya Yuwono dari Fakultas Pertanian UGM sebagai fasilitator.
“Kegiatan ini dilaksanakan karena prihatin melihat rata-rata sampah rumah tangga dianggap sepele dan terbuang percuma tanpa dimanfaatkan”. Jelas Budi Prasetyo Ketua Buruh Tani dan Nelayan PDPM Kulon Progo.
Kegiatan yang diikuti sekitar 15 peserta ini merupakan kegiatan pembuka di bulan Maret. Sistem ember tumpuk memang masih jarang masyarakat yang mengetahui. Cara kerjanya cukup sederhana tidak terlalu rumit.
“Sistem ember tumpuk ini mudah kok, hanya dengan teknologi sederhana. Dua ember sisa tambungan cat dilubangi kemudian dikasih kran air dengan jarak 4 cm, ember tersebut berfungsi menyimpan pupuk yang dihasilkan dari sampah. Kemudian, tutup ember dipotong, dan ditaruh diatas mulut ember pertama. Ember kedua sebelumnya harus dilubangi mengelilingi pantat ember yang berfungsi sebagai tempat sampah. Disamping mulut ember juga dibikin empat lubang, kemudian kedua ember tersebut disusun menjadi satu.” jelasnya.
Sampah organik hasil rumah tangga yang banyak dibuang bisa menjadi bahan pupuk organik. Buah-buah yang busuk sangat bagus sebagai bahan dasar pupuk organik. “Buah-buah yang busuk itu dimasukkan ke dalam ember yang telah dilubangi tadi, kira-kira sampai setengh ember lah. Terus ember tersebut ditutup sekitar dua mingguan, nah setelah itu akan muncul magot (cacing) yang akan membusukkan sampah organik. Setelah itu akan ada cairan pupuk organik yang dikeluarkan melalui kran tadi.” lanjutnya.
Cairan pupuk organik dari pengolahan sampah rumah tangga tersebut bisa dipakai untuk seluruh jenis tanaman termasuk untuk padi sawah. Namun perlu dicatat bahwa penggunaan cairan pupuk organik tersebut takarannya satu banding empat, Yaitu satu liter cairan pupuk organik tersebut dicampur dengan empat liter air. “Ya, begitu mas. Takarannya 1 banding empat liter air.” tegasnya.
Editor : M. Zulfi Ifani
Penulis : Ang Rijal Anas