Workshop Penulisan Buku dan Naskah Keagamaan

Workshop Penulisan Buku dan Naskah Keagamaan
Prof. Dr. Nizar, M.Ag. Ketua Kanwil Kemenag DIY Membuka Kegiatan Workshop Penulisan Buku dan Naskah Keagamaan

 

Oleh : Dani Kurniawan

Kantor Wilayah Kementrian Agama (Kanwil Kemenag) Bidang Penais Zawa DIY pada hari selasa (25/8) mengadakan Workshop Penulisan Buku dan Naskah Keagamaan di Asrama Haji Yogyakarta.
Worshop ini dihadiri para penyuluh agama islam dan perwakilan dari Organisasi Kemasyarakatan (ormas) keagamaan. Salah satunya dari Pemuda Muhammadiyah DIY.
Kegiatan workshop resmi dibuka oleh Prof. Dr. H. Nizar, M.Ag sebgai Ketua Kanwil Kemenag DIY. Dalam sambutan pembukaan menyampaikan bahwa dunia islam kini sedang menghadapi citra yang buruk akibat persoalan teroris dan radikalisme. Oleh sebab itu beliau berharap citra yang buruk bisa ditanggulangi.
Salah satu caranya dengan publikasi tulisan keagamaan yang santun dan ramah. “ Maka dari itu selepas dari kegiatan ini saya berharap para peserta untuk lebih produktif dalam menulis tulisan keagamaan yang mencerahkan” tandasnya.
Dalam acara ini hadir sebagai narasumber pertama adalah Hairus Salim HS, seorang penulis buku, penyunting buku. Karya buku yang pernah ditulis bersama timnya adalah Buku Ensiklopedia Nahdatul Ulama.
Dalam sesi Workshop Penulisan Buku dan Naskah Keagamaan, dia menyampaikan menulis buku mudah. Menulislah secara mengalir tidak usah dipusingkan dengan kekeliruan tulisan.
“ Karena itu nanti menjadi tanggung jawab penyunting atau editor,” ucapnya.
Kemudian ia juga memaparkan bagaimana memulai menulis sebuah buku. Tahap pertama mencari topik apa yang ditulis, setelah memilih topik maka membuat daftar isi buku.
Dari daftar buku selanjutnya membuat out line (kerangka) tulisan. Setelah selesai maka sudah bisa memulai nulis sebuah buku.
Sedangkan narasumber kedua adalah Gugun El Guyanie dosen UIN Sunan Kalijaga. Dia menyampaikan materi penulisan naskah keagamaan dalam sebuah buletin dakwah.
Menurutnya buletin dakwah merupakan media strategis yang dibutuhkan masyarakat.
Oleh sebab itu ia mengajak peserta membuat terobosan dengan membuat buletin dakwah dalam bentuk digital yang nantianya bisa disebarkan melalui media social.”
Sebab kini memasuki era digital, walaupun demikian buletin dalam format cetak yang hanya satu lembar kertas masih dibutuhkan “ tandasnya.


Diterbitkan

dalam

oleh

Tags:

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *