PEMUDAMUHDIY.OR.ID., YOGYA – Usai mengalami berbagai dinamika yang terjadi, Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah dan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) DIY akhirnya resmi islah, usai kedua pihak bertemu di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Menteng, Jakarta, pada Rabu (19 Rabiul Awal 1445 H bertepatan 4 Oktober 2023).
Seperti yang diketahui, PP Pemuda Muhammadiyah mengeluarkan surat pembekuan untuk Badan Pelaksana Operasi (BPO) KOKAM Wilayah DIY dan surat peringatan kepada PWPM DIY, buntut dari ketidakikutsertaan mereka dalam Apel Nasional KOKAM yang dilaksanakan pada 20 September 2023 di Surakarta. Setelahnya, semua pihak terkait berusaha untuk duduk bersama dan mencari solusi atas permasalahan tersebut, termasuk pada pertemuan di Jakarta tersebut dimana antara Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla beserta jajaran dan Perwakilan PWPM DIY yang terdiri dari Muhammad Arif Darmawan (Ketua), Imam Abror (Sekretaris), dan Abby Rizky (Bendahara) saling mendengarkan penjelasan serta tabayyun untuk mencari titik temu.
Hasilnya, dalam waktu dekat pembekuan KOKAM DIY akan segera dicabut. Pada pertemuan ini, PP Pemuda Muhammadiyah mengharapkan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY melakukan pembinaan terhadap PWPM dan KOKAM DIY terkait tata kelola organisasi dan administrasi. Tak hanya itu, KOKAM DIY diharapkan untuk intens melakukan koordinasi berdasar garis organisasi Pemuda Muhammadiyah.
Menanggapi pertemuan antara PP Pemuda Muhammadiyah dan PWPM DIY tersebut, Ketua PWM DIY Dr. M. Ikhwan Ahada, M.A. turut mengapresiasi bahwa keduanya duduk bersama dan berkomitmen untuk mencari titik temu dan saling tabayyun terkait dinamika yang terjadi.
“PWM DIY juga memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada kedua pihak sudah menunjukan kedewasaan dalam menghadapi pendapat yang tidak sama, dibuktikan dengan saling terbuka dan memahami bahwa ini tidak sesungguhnya terjadi dan menunjukkan itikad baik dan ketaatan,” ucap Ikhwan ketika ditemui di kantor SDI-AIK RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Jumat (21 Rabiul Awal 1445 H bertepatan 6 Oktober 2023).
Lanjutnya, kedewasaan itu ditunjukkan dengan PWPM DIY menerima sanksi, namun di sisi lain PP Pemuda Muhammadiyah juga tidak ingin berlama-lama memberikan sanksi itu. Dengan demikian, kesadaran tersebut bertemu dalam waktu yang singkat dan mendapatkan titik temu, ketika PP Pemuda Muhammadiyah dengan merespon secara cepat surat dari PWPM DIY untuk segera bertemu, menurut Ikhwan itu adalah indikator kedewasaan.
Terkait pembinaan terhadap PWPM dan KOKAM, PWM DIY berkomitmen untuk menjalin koordinasi dengan PP Pemuda Muhammadiyah. PWM juga terus mengawal agar PWPM terus maju dan semangat untuk beramar ma’ruf nahi munkar juga tidak pudar. Serta semangat untuk terus mengedepankan kepentingan dakwah islamiyyah tetap menyala dan tidak surut. Hingga, hal – hal yang berkaitan dengan organisasi dan administrasi tentu PWM berharap semua pihak komunikasinya menjadi lancar karena itulah kunci utamanya.
Terlebih, Pemuda Muhammadiyah baik di tingkat pusat maupun wilayah termasuk DIY adalah ortom yang ke depan diharapkan menjadi pelangsung penyempurna dan menjaga persyarikatan Muhammadiyah. Maka, PWM DIY sadar betul bahwa mereka berproses itu butuh kematangan agar siap di kemudian hari dan salah satu di antaranya memberikan kasus ketika pada titik tertentu PWPM DIY dan PP Pemuda Muhammadiyah tidak berkesepahaman. Untuk itu, secara organisatoris semua harus muhasabah dengan kembali kepada sifat dan Kepribadian Muhammadiyah.
Ikhwan menilai jika Allah sedang membuat para kader di PWPM DIY dan PP Pemuda Muhammadiyah ini untuk mempraktekkan kepribadian Muhammadiyah. Seperti memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyyah, dimana boleh berbeda tetapi ketika ada lalu segera islah dan mengangkat ukhuwah menjadi hal utama.
“Dari peristiwa ini, saya membaca mereka memiliki kelapangan dada, luwes pandangan, dan memegang teguh ajaran. Mereka ada proses berselisih untuk mengamalkan sifat kepribadian Muhammadiyah dan itu justru spirit dari bermuhammadiyah, tidak berlama-lama dalam sebuah konflik dan tidak menikmati hal itu diperpanjang. Mereka sedang menikmati proses menjalankan dan mengimplementasikan karakter mereka sebagai kader Muhammadiyah,” jelas Ikhwan.
Dengan begitu, semuanya harus adil dan korektif, baik ke dalam dan luar dengan bijaksana melalui muhasabah. Dalam hal ini, antara PWPM DIY dan PP PM harus saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, sehingga hasilnya adalah maturitas dalam beragama dan berorganisasi, kemudian ini akan menjalin kedewasaan Pemuda Muhammadiyah untuk pada saatnya memimpin Muhammadiyah.
“Jadi kalau itu sudah mengemuka, maka saya yakin teman-teman sudah memahami bahwa orang Muhammadiyah itu ukhuwah islamiyyah-nya harus dijunjung, luwes pandangannya, dan lapang dada. Tapi juga sekaligus diiringi dengan konsep korektif yang tegak, baik ke dalam maupun ke luar (organisasi). Sekali lagi terima kasih karena sudah membuktikan bahwa kalian telah bermuhammadiyah,” lanjut Ikhwan. (*/Dz)