Sleman – Pemuda Muhammadiyah sebagai penerus persyarikatan Muhammadiyah mesti memiliki beragam kecakapan agar terus mampu merawat dan mengembangan Muhammadiyah. Setidaknya harus memiliki tiga komitmen yakni komitmen keislaman, komitemen keumatan dan kebangsaan serta komitemen dakwah amar makruf nahu munkar. Hal tersebut ditegaskan Muhammad Izzul Muslimin, saat memberikan materi Profil Kader Muhammadiyah yang disampaikan dalam Baitul Arqam PWPM DIY, Ahad (1/9) di Hotel Bukit Surya Kaliurang Sleman.
Soal kebangsaan, Izzul menyebut komitmen Muhammadiyah tidak perlu diragukan lagi. “Muhammadiyah lahir untuk kepentingan umat, Muhammadiyah juga turut serta dalam melahirkan Indonesia, sehingga tudingan yang mengatakan Muhammadiyah tidak cinta NKRI merupakan tuduhan yang tidak berdasar,” ungkap M. Izzul Muslimin.
Ia pun mengingatkan agar para kader memiliki jiwa ikhlas, jiwa rela berkorban, jiwa tasamuh, dan jiwa wara’. Masih menurut Izzul, tantangan kader ke depan tidaklah ringan. Maka ia pun ingin kader PM tidak terjebak menjadi kader etnis, yang hanya menjadikan Muhammadiyah sebagai identitas. “Dulu orang tua saya punya pilihan untuk masuk ke Muhammadiyah atau tidak, maka dapat digolongkan sebagai generasi kritis karena memiliki pilihan. Sekarang saya sejak lahir mewarisi ideology Muhammadiyah maka bisa disebut generasi ideologis. Sedangkan generasi mendatang, sangat mungkin hanya menjadi generasi etnis yang menjadikan Muhammadiyah sebagai identitas,” terang Izzul.
Kegiatan Baitul Arqam PWPM DIY digelar oleh Majelis Pendidikan Kader (MPK) PWM DIY dan diikuti sekitar 30 pimpinan harian dan anggota PWPM DIY. Berlangsung sejak Sabtu (31/8) sampai Ahad (1/9) dengan mengusung tema, Semangat Hijrah Semangat Berubah. [esp]
Tinggalkan Balasan